Selasa, 04 November 2014

Yang Muda Yang pengusaha

Yang Muda Yang pengusaha

 

Pada hari Sabtu ,1 November 20014, FODISKOM  atau Forum Diskusi Komunikasi mengadakan seminar yang bertema “Be young and creative entrepreneur” yang bertujuan agar generasi muda menjadi pengusaha di masa yang akan datang dan membangun karakter Enterpreneur dalam jiwa pekerja, karena banyak orang yang melakukan profesi apapun setelah tamat kuliah agar tidak dinilai sebagai pengangguran, bahkan pekerjaannya pun sering tidak sesuai dengan bidang yang di ambilnya semasa kuliah dulu. Seperti yang di jelaskan kakak Cut Andyna pemilik dari KAMUS atau kaus muslim, pada tahun 2018 nanti, ada 53.000 mahasiswa dari berbagai macam perguruan tinggi yang ada di Medan menjadi wisudawan atau sarjana yang akan bersaing memperebutkan pekerjaan, tapi faktanya mencari pekerjaan tidaklah mudah bahkan sangatlah sulit. Maka dari itu entrepreneurship lah solusinya, mengapa? Karena waktu, tempat, dan hasilnya hanya kita yang mengatur. Lantas dari mana kita bisa memulai menjadi entrepreneurship? Yang pertama kita harus memilih usaha yang bisa kita buat, sebagai contoh kak Cut Andyna yang berbisnis kaos sablon, Al-Quran pelangi, Frame Pop Up, yang di pasarkan melalui media on-line dan TANPA MODAL, karena menurut beliau, untuk membuka usaha tidak terlalu di butuhkan budget yang besar, tempat lokasi pemasaran yang strategis atau sering di lewati banyak orang seperti di mall atau distro distro unik, tetapi modal yang sesungguhnya adalah Fokus, Yakin, Strategi & doa, dan dia memasarkan produknya menggunakan gadgetnya ke media sosial, dan juga ke banyak komunitas khususnya yang ada di medan bahkan produknya Al-Quran pelangi sudah sampai ke negeri tetangga, selain pemilik KAMUS MEDAN beliau juga seorang dosen di salah satu universitas di Medan.
Jadi,bekrja di suatu tempat itu buknlah sebuah cita-cita, berwirausahalah, karena setinggi apapun jabatan anda di sebuah perusahaan anda tetaplah seorang karyawan, tapi sekecil apapun bisnis usaha yang anda kerjakan, anda tetaplah bosnya. Rasul pun juga berkata “hanya pedaganglah yang tidak pernah merasakan suatu kemiskinan”. Sama juga seperti yang di sampaikan oleh dedi irawan, pemilik dari Waroeng Potret, yang memulai usahanya sejak SMP sebagai pemungut banrang bekas pakai, dan membantu tetangga yang ada di gang rumahnya membuang sampah dengan upah 2000 perhari di setiap rumah. Untuk membuat suatu bidang usaha atau bisnis, kita harus salami dulu ilmunya, seperti beliau yang tidak sengaja menyukai foto, akhirnya di keluarganya untuk mengabadikan momen suatu acara, yang hasilnya di Upload ke jajaring sosial miliknya dan ternyata banyak orang yang suka, sampai akhirya beliau memilih untuk membeli camera DSLR dan belajar desain grafis, sehingga dia bekerja sama dengan temannya yang memiliki hobi yang sama, untuk membuka studio yang bernama Waroeng Potret. Artinya, setiap kegitan membutuhkan keyakinan, dan bisnis yang berawal dari hobi haruslah di mulai dari hal yang kecil dahulu. Enterprenuer berasal dari bahasa Prancis, Entreprendre yang artinya bertanggung jawab, menurut bahasa Inggris, enterpreneur artinya pengusaha, dan menurut KBBI adalah wira yang artinya pahlawan; laki-laki; bersifat jantan(berani). Itu artinya seorang enterpreneur adalah seorang pengusaha yang berani mengambil keputusan untuk menjalankan bisnis usahanya, dengan kreatifitas dan gagasan inovatif yang berani, dapat membuat setiap pengusaha mampu menuju puncak kesuksesan.
Dengan menumbuhkan mental seorang wirausaha melalui proses yang berkelanjutan, yaitu belajar, lalu berlatih, setelah itu bertindak,
maka akan sukses yang berkelanjutan, tentulah semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi kalau kita ada kemauan pasti ada jalan.
Sesi akhir acara di tutup dengan Tanya jawab yang memberikan kesimpulan bahwa, tidak ada pengusaha yang sukses secara instan, dan untuk memulai usaha modalnya hanyalah keyakinan, tindakan, doa, dan fokus. Tidak harus dengan modal uang yang besar, dan tempat yang strategis, tetatpi bagai mana cara kita memasarkannya dengan cara yang efektif dan tidak mengeluarkan tenaga yang banyak namun dapat menghasilkan keuntungan yang lebih. Dan yang paling penting hindarkan sikap apatis atau mengandalkan perasaan sendiri, karena itu dapat menjadi penghambat untuk perkembangan bisnis usaha kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar