Yang Muda Yang pengusaha
Pada hari Sabtu ,1 November 20014, FODISKOM atau Forum Diskusi
Komunikasi mengadakan seminar yang bertema “Be young and creative entrepreneur”
yang bertujuan agar generasi muda menjadi pengusaha di masa yang akan datang
dan membangun karakter Enterpreneur dalam jiwa pekerja, karena banyak orang
yang melakukan profesi apapun setelah tamat kuliah agar tidak dinilai sebagai
pengangguran, bahkan pekerjaannya pun sering tidak sesuai dengan bidang yang di
ambilnya semasa kuliah dulu. Seperti yang di jelaskan kakak Cut Andyna pemilik
dari KAMUS atau kaus muslim, pada tahun 2018 nanti, ada 53.000 mahasiswa dari
berbagai macam perguruan tinggi yang ada di Medan menjadi wisudawan atau
sarjana yang akan bersaing memperebutkan pekerjaan, tapi faktanya mencari
pekerjaan tidaklah mudah bahkan sangatlah sulit. Maka dari itu entrepreneurship
lah solusinya, mengapa? Karena waktu, tempat, dan hasilnya hanya kita yang
mengatur. Lantas dari mana kita bisa memulai menjadi entrepreneurship? Yang pertama
kita harus memilih usaha yang bisa kita buat, sebagai contoh kak Cut Andyna
yang berbisnis kaos sablon, Al-Quran pelangi, Frame Pop Up, yang di pasarkan
melalui media on-line dan TANPA MODAL, karena menurut beliau, untuk membuka
usaha tidak terlalu di butuhkan budget yang besar, tempat lokasi pemasaran yang
strategis atau sering di lewati banyak orang seperti di mall atau distro distro
unik, tetapi modal yang sesungguhnya adalah Fokus, Yakin, Strategi & doa,
dan dia memasarkan produknya menggunakan gadgetnya ke media sosial, dan juga ke
banyak komunitas khususnya yang ada di medan bahkan produknya Al-Quran pelangi
sudah sampai ke negeri tetangga, selain pemilik KAMUS MEDAN beliau juga seorang
dosen di salah satu universitas di Medan.
Jadi,bekrja di suatu tempat itu buknlah sebuah cita-cita,
berwirausahalah, karena setinggi apapun jabatan anda di sebuah perusahaan anda
tetaplah seorang karyawan, tapi sekecil apapun bisnis usaha yang anda kerjakan,
anda tetaplah bosnya. Rasul pun juga berkata “hanya pedaganglah yang tidak
pernah merasakan suatu kemiskinan”. Sama juga seperti yang di sampaikan oleh
dedi irawan, pemilik dari Waroeng Potret, yang memulai usahanya sejak SMP
sebagai pemungut banrang bekas pakai, dan membantu tetangga yang ada di gang
rumahnya membuang sampah dengan upah 2000 perhari di setiap rumah. Untuk
membuat suatu bidang usaha atau bisnis, kita harus salami dulu ilmunya, seperti
beliau yang tidak sengaja menyukai foto, akhirnya di keluarganya untuk
mengabadikan momen suatu acara, yang hasilnya di Upload ke jajaring sosial
miliknya dan ternyata banyak orang yang suka, sampai akhirya beliau memilih
untuk membeli camera DSLR dan belajar desain grafis, sehingga dia bekerja sama
dengan temannya yang memiliki hobi yang sama, untuk membuka studio yang bernama
Waroeng Potret. Artinya, setiap kegitan membutuhkan keyakinan, dan bisnis yang
berawal dari hobi haruslah di mulai dari hal yang kecil dahulu. Enterprenuer
berasal dari bahasa Prancis, Entreprendre yang artinya bertanggung jawab,
menurut bahasa Inggris, enterpreneur artinya pengusaha, dan menurut KBBI adalah
wira yang artinya pahlawan; laki-laki; bersifat jantan(berani). Itu artinya
seorang enterpreneur adalah seorang pengusaha yang berani mengambil keputusan
untuk menjalankan bisnis usahanya, dengan kreatifitas dan gagasan inovatif yang
berani, dapat membuat setiap pengusaha mampu menuju puncak kesuksesan.
Dengan menumbuhkan mental seorang wirausaha
melalui proses yang berkelanjutan, yaitu belajar, lalu berlatih, setelah itu
bertindak,
maka akan sukses yang berkelanjutan, tentulah semua itu tidak
semudah membalikkan telapak tangan, tapi kalau kita ada kemauan pasti ada
jalan.
Sesi akhir acara di tutup dengan Tanya jawab yang memberikan
kesimpulan bahwa, tidak ada pengusaha yang sukses secara instan, dan untuk
memulai usaha modalnya hanyalah keyakinan, tindakan, doa, dan fokus. Tidak
harus dengan modal uang yang besar, dan tempat yang strategis, tetatpi bagai
mana cara kita memasarkannya dengan cara yang efektif dan tidak mengeluarkan
tenaga yang banyak namun dapat menghasilkan keuntungan yang lebih. Dan yang
paling penting hindarkan sikap apatis atau mengandalkan perasaan sendiri,
karena itu dapat menjadi penghambat untuk perkembangan bisnis usaha kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar